MAKASSAR-Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik ATI Makassar menggelar Seminar Nasional Teknologi Industri (SNTI) VIII Tahun 2021 bertajuk “Industry 4.0 as Enabler for a Sustainable Development” pada Kamis (28/10/2021) secara daring.
Kegiatan yang menghadirkan dua narasumber, Regional Packaging Expert Sidel South Asia Pacific Ltd, Laurent Limare dan Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Maria Anityasari ini dibuka langsung Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan.
Dalam sambutannya, Arus Gunawan mengatakan, industri merupakan sektor penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini ditunjukkan sektor industri memberikan sumbangan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), memberikan kontribusi terhadap setoran pajak, dan membuka peluang kesempatan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kontribusi sektor industri dalam struktur PDB yang mencapai 19,29 persen merupakan sumbangan dari sejumlah sektor, seperti sektor industri makanan dan minuman, kimia farmasi dan obat, serta barang logam,”jelasnya.
Kinerja sektor industri juga jadi penyumbang terbesar ekspor nasional. Dalam kurun waktu Januari-September 2021, nilai ekspor dari sektor industri sebesar US$ 127,69 miliar. Selain itu, sektor industri juga mampu menyerap tenaga kerja ketiga terbesar yang mencapai 17,8 juta orang.
Arus juga mengatakan, pemerintah juga terus mendorong industri untuk siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Untuk itu, telah diluncurkan INDI 4.0 sebagai acuan untuk mengukur tingkat kesiapan perusahaan untuk bertransformasi ke industri 4.0.
Sementara itu Direktur Politeknik ATI Makassar, Muhammad Basri menyampaikan, terjadinya pandemi Covid-19 memengaruhi percepatan implementasi Industri 4.0 di berbagai bidang. Lembaga penyelenggaraan pendidikan maupun pelatihan vokasi pun dituntut megembangkan SDM yang cakap digital.
Sinergitas antarlembaga pun diharapkan mampu memberikan dukungan dalam pencapaian implementasi Making Indonesia 4.0 yang memacu adanya 7 hingga 19 juta lapangan kerja baru, baik di sektor manufaktur maupun nonmanufaktur pada 2030.
“Dengan adanya kegiatan SNTI dapat menjadi sarana bagi industri dan lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan vokasi untuk mensinergikan strategi dalam menghadapi pandemi dalam pencapaian sasaran Making Indonesia 4.0,”katanya.
Wadah Diseminasi Hasil Penelitian Dosen
Ketua UPPM Politeknik ATI Makassar, Merla Madjid mengatakan, kegiatan SNTI merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun Politeknik ATI Makassar.
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai media diseminasi hasil-hasil penelitian para dosen, khususnya di Politeknik ATI Makassar,”ujarnya.
Ia menyebut kegiatan SNTI VIII 2021 diikuti sekitar 84 pemakalah. Selain dosen Politeknik ATI Makassar, juga diikuti dari perguruan tinggi lain, seperti Universitas Muslim Indonesia, Universitas Bojonegoro, Politeknik ATK Yogyakarta.
Selanjutnya dari Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal, Politeknik Logam Morowali, Universitas Bantara Sukoharjo, Akademi Komunitas Industri Pertambangan Bukit Asam, Akademi Teknik Sorowako, serta Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
“Dalam seminar ini juga diikuti empat karya mahasiswa yang dipresentasikan dalam bentuk poster,”tambahnya.(*)