MAKASSAR-Politeknik ATI Makassar menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri.
Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Direktur Politeknik ATI Makassar, Muhammad Basri dengan Bupati Bone, A Fashar A Padjalangi.
Penandatanganan nota kesepahaman ini dilaksanakan di Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Makassar, Jumat (30/7/2021). Acara tersebut turut dihadiri Pembantu Direktur III Politeknik ATI Makassar, Arminas.
Selain dengan Politeknik ATI Makassar, Pemkab Bone juga menandatangani nota kesepahaman dengan satuan kerja Kementerian Perindustrian lainnya yang ada di Sulawesi Selatan.
Dalam sambutannya, Andi Fashar menyampaikan, dengan adanya nota kesepahaman ini menjadi payung hukum bagi seluruh instansi untuk bekerja sama untuk mengembangkan SDM Industri, khususnya pelaku-pelaku Industri Kecil Menengah (IKM).
Menurutnya, hadirnya IKM menjadi penyokong dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone. Di mana, sebelum Pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone tidak pernah berada di bawah 8 persen. Bahkan pada 2018, Kabupaten Bone berhasil masuk 10 besar nasional dengan pertumbuhan ekonomi sekira 9,6 persen.
“Kalau kita bisa memberikan penguatan dengan sentuhan pengetahuan dan teknologi kepada pelaku UKM, tentu hasilnya bisa lebih baik lagi,”katanya.
Menurutnya, Bone merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Salah satu potensi yang ada di Bone, yakni komoditi Jagung.
Ia pun mengharapkan dengan adanya kerja sama ini, Politeknik ATI Makassar bisa membantu menciptakan teknologi tepat guna, seperti mesin portabel pengering jagung yang dibutuhkan petani.
“Saya juga harap Politeknik bisa membuka kelas di Kabupaten Bone,”ujarnya.
Mewakili satker Kemenperin di Sulsel, Kepala BBIHP Makassar, Setia Diarta mengatakan, satuan kerja Kemenperin hadir di Sulsel dengan dua tujuan. Pertama, mengembangkan SDM industri. Kedua, yaitu mendukung pengembangan daya saing industri, termasuk melalui pengembangan teknologi.
“Industri kecil menengah di Indonesia Timur, termasuk Makassar masih dominan dibanding industri besar dan ini menjadi fokus kami. Kemenperin melalui unit pendidikan pun memiliki program tri darma perguruan tinggi yang bisa memberikan pendampingan terhadap IKM,”jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Basri menyebutkan, dalam nota kesepahaman yang ditandatangano meliputi, pendidikan dan pelatihan, peningkatan kualitas SDM, serta kolaborasi bidang penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Kami juga menyambut baik keinginan dari Pemerintah Kabupaten Bone yang mengharapkan Politeknik ATI Makassar membuka kelas di Kabupaten Bone. Pasalnya selain menyelenggarakan program D3, Politeknik ATI Makassar juga memiliki program vokasi industri setara D1 yang tidak hanya mendidik masyarakat, tapi juga mensertifikasi dan lulusannya langsung terserap di industri,”katanya.(*)