MAKASSAR-Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian, Masrokhan berkunjung ke kampus Politeknik ATI Makassar di Jl Sunu No. 220 Makassar, Selasa (6/4/2021).
Dalam kunjungannya, ia didampingi Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenperin, Liliek Widodo bersama seluruh pimpinan satuan kerja Kemenperin di Sulsel.
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengawalan pembangunan zona integritas di satker vertikal Kemenperin yang ada di Sulawesi Selatan, termasuk Politeknik ATI Makassar.
Direktur Politeknik ATI Makassar Muhammad Basri melaporkan pihaknya berkomitmen mewujudkan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM).
Berbagai upaya telah dilakukan, seperti melakukan sosialisasi ke stakeholder, internalisasi kepada pegawai, dan penandatanganan komitmen bersama dan pakta integritas.
“Selain itu, kami juga melakukan perubahan pola pikir terkait sasaran kinerja. Di mana sebelumnya target kinerja individu mengacu pada target kenaikan pangkat atau jabatan individu, tapi sekarang sudah disesuaikan dengan target institusi,”jelasnya.
Di samping itu, upaya yang masih dilakukan, antara lain melakukan survei, perbaikan standar layanan terutama yang bersinggungan dengan mahasiswa dan mitra industri, peningkatan inovasi layanan dan hasil penelitian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, serta pembuatan media pengelolaan.
Mendengar upaya-upaya yang telah dilakukan Politeknik ATI Makassar, Masrokhan menilai Politeknik ATI Makassar telah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai institusi untuk mendapatkan predikat WBK.
Ia berharap apa yang telah dilakukan Politeknik ATI Makassar dapat menjadi energi dalam rangka membangun reformasi birokrasi melalui zona integritas dengan indikator bisa meraih WBK dan WBBM.
Dalam arahannya, Masrokha menyampaikan, dari 53 satker di Kemenperin, ada 22 satker yang telah meraih predikat WBK dan baru lima satker yang meraih predikat WBBM.
“Di Sulawesi ini dari tujuh satker, baru satu satker yang mendapat WBK. Tapi, saya melihat satker lain juga memiliki potensi untuk meraih prestasi yang sama,”katanya.
Untuk mendapat predikat WBK, Masrokhan mengharapkan satker Kemenperin di Sulawesi dapat melakukan inovasi-inovasi yang berbeda dari lainnya. Pasalnya, jika inovasi yang dibuat biasa saja tidak akan menarik bagi tim penilai.
“Buatlah inovasi yang betul-betul punya nilai untuk meningkatkan kinerja, sekaligus bisa mencegah praktik KKN dan yang terpenting juga bisa memuaskan pelanggan,”jelasnya.
Masrokhan juga mengingatkan agar seluruh satker memiliki pusat layanan informasi dan tim media yang akan mempublikasikan seluruh kegiatan yang telah dilakukan kepada masyarakat sehingga menimbulkan persepsi positif terhadap institusi.
Setelah pengarahan dari Irjen Kemenperin, dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen pembanguan zona integritas satuan kerja Kementerian Perindustrian wilayah Makassar, Bantaeng, dan Morowali.
Dari Politeknik ATIM, Irjen Kemenperin melanjutkan kunjungannya ke SMK-SMAK Makassar, Balai Diklat Industri (BDI) Makassar, SMK-SMTI Makassar, dan BBIHP Makassar.(*)