MAKASSAR-Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Politeknik ATI Makassar menggelar ATIM Industrial Talk bertajuk ‘Optimalisasi Budaya K3 di Era Industri 4.0’ di Aula Kampus Politeknik ATI Makassar, Kamis (1/9/2022).
Kegiatan tersebut menghadirkan Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBIHPMM) Setia Diarta, Wakil Direktur PT Fusi Teknika Indonesia Ahmad Fadhil Nashir, serta Pengawas Ketenagakerjaan Disnakertrans Sulsel Giawan Lussa sebagai pembicara.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman pentingnya budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada peserta sebelum memasuki dunia kerja,”kata Ketua pelaksana, Muh Aidil Fitrah.
Dalam materinya, Setia Diarta banyak membahas terkait kinerja sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia, serta arah pembangunan industri yang telah dituangkan dalam kebijakan Making Indonesia 4.0.
“Jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas masih menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia,”katanya.
Ahmad Fadhil menyebut angka kecelakaan kerja dan kematian akibat kerja di Indonesia sejak tahun 2018 hingga 2021 mencapai 2 persen tiap tahunnya.
“Salah satu tujuan K3 yaitu melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja,”jelasnya.
Oleh karena itu, pentingnya pekerja memahami mengenai budaya K3 saat bekerja di perusahaan. Budaya K3 pun sangat berkaitan dengan produktivitas perusahaan. Menurutnya, bisa terjadi kasus K3, maka unit cost menjadi lebih mahal.
Giswan Lussa menambahkan, untuk mengembangkan budaya K3 dibutuhkan peran pemerintah untuk membuat regulasi, lembaga pendidikan sebagai penyedia SDM, dan dunia usaha untuk pemenuhan standar K3.
“Setiap perusahaan juga didorong memiliki sertifikar SMK3 dan pekerja memiliki sertifikat kompetensi di bidang K3,”tambahnya.(*)